Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the ol-scrapes domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/papuaaround.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/papuaaround.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114

Notice: Fungsi _load_textdomain_just_in_time ditulis secara tidak benar. Pemuatan terjemahan untuk domain jnews dipicu terlalu dini. Ini biasanya merupakan indikator bahwa ada beberapa kode di plugin atau tema yang dieksekusi terlalu dini. Terjemahan harus dimuat pada tindakan init atau setelahnya. Silakan lihat Debugging di WordPress untuk informasi lebih lanjut. (Pesan ini ditambahkan pada versi 6.7.0.) in /home/papuaaround.com/public_html/wp-includes/functions.php on line 6114
Tayangan Film 'Vina: Sebelum 7 Hari' Gugah Kesadaran Terhadap Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak! #usutkasusvina
Site icon papuaaround.com

Tayangan Film ‘Vina: Sebelum 7 Hari’ Gugah Kesadaran Terhadap Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak! #usutkasusvina

Tayangan Film Vina Sebelum 7 Hari Gugah Kesadaran Terhadap Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak #usutkasusvina. Sumber Teropong Media.

Tayangan Film Vina Sebelum 7 Hari Gugah Kesadaran Terhadap Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak #usutkasusvina. Sumber Teropong Media.

PapuaAround.com – Film “Vina: Sebelum 7 Hari” menjadi sorotan masyarakat dengan mencatat penonton sebanyak 2,1 juta orang dalam lima hari penayangan di bioskop. Kisah yang terinspirasi dari kasus pembunuhan Vina di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tahun 2016, kembali menggugah perbincangan publik setelah tayangnya film tersebut. #usutkasusvina

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Jules Abast, film ini menjadi hak dari sutradara dan rumah produksi. Namun, Jules menekankan pentingnya membedakan antara narasi dalam film sebagai karya fiksi dengan fakta yang diungkapkan dalam proses penyidikan dan persidangan kasus sebenarnya.

“Silakan masyarakat membedakan mana yang film dengan cerita fiksi atau nonfiksi. Dalam film mungkin ada cerita yang sesungguhnya bukan fakta yang ditemukan dalam proses penyidikan ataupun fakta di persidangan,” ucap Jules di Bandung. #usutkasusvina

Kasus pembunuhan Vina dan kekasihnya, Muhammad Rizky, terjadi pada tahun 2016 di Cirebon. Awalnya, polisi menduga keduanya adalah korban kecelakaan tunggal, namun dugaan keluarga korban mengarah pada upaya rekayasa atas kematian Vina.

Dari hasil penyelidikan, terungkap bahwa kasus ini melibatkan 11 pelaku, di mana delapan di antaranya telah divonis penjara seumur hidup dan satu pelaku lainnya dipenjara delapan tahun. Namun, tiga pelaku lainnya masih buron hingga kini.

Dheeraj Kalwani, produser sekaligus CEO Dee Company, menegaskan bahwa pembuatan film ini didasari atas restu keluarga Vina. Dia menyampaikan rasa terima kasihnya atas kepercayaan yang diberikan oleh keluarga korban kepada Dee Company. #usutkasusvina

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jabar, Siska Gerfianti, mengharapkan agar pihak berwenang dapat mengungkap pelaku yang masih buron dan menegakkan keadilan. Ia juga mengajak untuk menafsirkan penayangan film ini secara positif, sebagai upaya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya melawan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Saya berharap penayangan film tentang Vina dapat dimaknai secara positif, yakni sebagai bentuk sosialisasi untuk waspada terhadap segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujar Siska.

Data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mencatat jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Barat sepanjang 2023 mencapai 1.128 kasus, dengan 1.151 orang menjadi korban. Kota Bandung menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi. Hingga April 2024, tercatat 220 kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Barat, dengan Kabupaten Bekasi menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi dalam empat bulan terakhir. #usutkasusvina

Baca juga: Government Officials Convene to Address Papua Situation!

Exit mobile version