Jakarta – Sebagaimana getaran detik-detik waktu yang tak henti bergerak, komunitas Muslim di seluruh dunia, khususnya Indonesia, kembali menyambut tahun baru Islam, 1 Muharram 1446 Hijriyah. Tahun baru Hijriyah bukan semata pergantian angka tahun, melainkan simbol perjalanan, atau ‘hijrah’, yang menggambarkan evolusi spiritual dan sosial. Era kontemporer dengan segala dinamikanya, mendesak umat Islam untuk menggali lebih dalam tentang “Makna Hijrah dalam Kehidupan Kontemporer sambut
#TahunBaruIslam1446H, merenungkan dan mengaktualisasi semangat hijrah dalam realitas kekinian. Peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah, yang terjadi lebih dari 14 abad silam, telah menandai babak baru dalam sejarah peradaban Islam. Berhijrah dalam konteks ini bukan hanya sekedar relokasi geografis, tetapi lebih penting lagi, adalah migrasi ideologis dari keadaan jahiliyah ke cahaya Islam yang menerangi aspek kehidupan. Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan,” mengajarkan kita tentang pentingnya niat dalam setiap langkah hijrah kita.
Dalam menyambut era baru ini, Malaysia telah mengangkat tema “Al-Falah Pemacu Malaysia Madani” untuk Maal Hijrah 2024. Malaysia, sebagai sebuah negara yang menaungi umat beragama, menetapkan laungan al-falah, yang berarti kejayaan dan kesuksesan manusia, sebagai nafas baru dalam setiap aspirasi pembangunannya.
Dalam rangka Maal Hijrah, ditetapkan bahwa “Majlis Sambutan Maal Hijrah Peringkat Kebangsaan bagi tahun 1446H / 2024M pada 1 Muharam 1446H bersamaan 7 Julai 2024 bertempat di Pusat Konvensyen Antarabangsa Putrajaya (PICC).” Program ini diharapkan dapat menjadi ajang introspeksi dan evaluasi bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Acara ini dapat disaksikan secara langsung, menandakan pentingnya peristiwa tersebut dalam kalender nasional.
Hijrah dalam konteks kekinian bermakna transformasi diri yang berkaitan dangan pembaharuan akhlak dalam menyesuaikan dengan tantangan-tantangan zaman, misalnya dalam menghadapi globalisasi dan digitalisasi. Niat yang suci untuk hijrah harus terus dipupuk agar setiap individu sama-sama mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
Sekarang, saatnya kita meletakkan fondasi bagi niat-niat baik dan bertekad menunaikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semoga pada Maal Hijrah kali ini, kita semua diberikan kekuatan untuk berhijrah dari yang buruk ke yang lebih baik, dan terus menerus meningkatkan kualitas iman, keilmuan, dan kemanusiaan kita. Amin.
CN